PERALATAN SEDERHANA SEMBAYANG MAHAYANA

 ALAT-ALAT SEMBAHYANG

1.      Tambur

a.       Sebagai alat dalam memimpin kebaktian yang berfungsi untuk menentukan cepat atau lambatnya nyanyian pujian Buddha dinyanyikan.

b.      Jika alat ini dipukul sebelum kebaktian dimulai, maka hal ini memberitahukan kepada umat bahwa kebaktian akan segera dimulai.

c.       Tambur yang dipukul dapat membangkitkan semangat orang dalam mengalunkan/ memuliakan Buddha.

2.      Gong


a.       Digunakan sebagai aba-aba bahwa kebaktian telah dimulai.

b.      Sebagai alat pemberitahuan pembacaan mantra atau sutra sudah hampir/ telah selesai.

c.       Sebagai aba-aba saat berdiri atau berlutut.

d.      Sebagai aba-aba/ pemberitahuan penukaran posisi tangan dari anjali ke meditasi atau sebaliknya.

e.       Sebagai alat memerintah para dewa.

f.       Gong juga berfungsi untuk membangkitkan semangat

g.      Pada zaman Sang Buddha, Gong dipukul gunanya adalah untuk mengumpulkan orang.

 

3.      Im Keng

a.       Digunakan sebagai aba-aba untuk wensin atau namaskara

b.      Untuk membangunkan orang yang sedang meditasi, karena bunyi im keng yang jernih dapat mempengaruhi syaraf manusia.

c.       Sebagai alat instrumen dalam memuliakan Buddha.

d.      Sebagai aba-aba/ pemimpin dalam nyanyian memuliakan Buddha.

4.      Muk Ie

a.       Digunakan sebagai aba-aba dalam pembacaan mantra dan sutra, apakah pada saat membaca itu pelan, cepat atau sedang.

b.      Pemukulan Muk Ie pada saat pembacaan mantra dan sutra maksudnya adalah menyuruh kita agar membaca dalam bentuk meditasi dengan mengarahkan dan melatih pikiran.

c.       Muk Ie dengan bentuk kepala ikan berfungsi untuk mengingatkan kita, bahwa pikiran manusia tidak pernah diam/ berhenti (selalu berubah-ubah) bagaikan ikan yang tidak pernah diam. (Pada saat murid Buddha bertanya kepada Buddha “bagaimana sebenarnya pikiran manusia?” maka pada saat itu Buddha menunjuk ke kolam ikan.)

5.      Tan Ce dan He Ce

Kedua alat ini berfungsi sebagai pelengkap dalam kebaktian, karena dipercaya bahwa setiap bunyi/ suara yang dihasilkan oleh semua alat-alat kebaktian ini dapat menimbulkan getaran ke alam gaib.

Tan ce mempunyai filsafat manusia harus melihat dirinya sendiri dan memperbaiki setiap kekurangan/ kesalahan yang dilakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

Hek ce mempunyai filsafat manusia harus selalu akur agar terciptanya satu kesatuan yang harmonis.

6.      Bel

Biasanya alat ini digunakan oleh para Bhiksu/ Bhiksuni, samanera/ samaneri dalam upacara keagamaan atau didalam kebaktian. Bel bisa berfungsi untuk menggantikan gong, im keng atau muk ie.

7.      Jubah (Hai Cheng/ Chan Hui I)

Jubah warna hitam, dipakai pada saat sembahyang/ kebaktian. Jubah ini dipilih warna hitam, dengan maksud mengingatkan bahwa sebagai manusia, diri kita ini masih penuh dengan kekotoran batin. Warna hitam juga merupakan pancaran sinar dari Chen Ciu Fo/ Buddha Kesempurnaan (Panca Dhiani Buddha di Utara). Hitam merupakan warna kesempurnaan dan mengingatkan manusia bisa sempurna menjadi Buddha.

Bagi yang telah menerima Trisarana diwajibkan untuk memakai jubah. Jubah yang dipakai setiap kali bersembahyang akan dapat membantu kita pada saat meninggal dunia agar tidak diganggu oleh roh-roh jahat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Madyamika & Sukhavati